Bokashi Kohe

Bokashi merupakan suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti bahan organik yang telah difermentasikan. Di Indonesia, bokashi didefinisikan bermacam-macam. Namun demikian maksudnya sama, yaitu sebuah metode pengomposan yang menggunakan bantuan mikroorganisme, baik yang aerobik maupun anaerobik. Dimana mikroorganisme yang digunakan adalah yang bermanfaat untuk meningkatkan keaneka-ragaman mikroba dalam tanah maupun tanaman, serta berfungsi dalam meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman. Mengapa dinamakan bokashi kohe? Karena bahan dasar organiknya berasal dari kotoran hewan.

Pemikiran tentang penggunaan mikroorganisme dalam pembuatan kompos ini pertama kali dikembangkan oleh Prof. Teruo Higa dari Jepang. Teruo menemukan mikroorganisme yang dapat hidup secara bersama dalam kultur campuran dan secara fisioligis dapat bergabung satu dengan yang lain. Menurutnya, bila kultur ini dimasukan dalam lingkungan alami, maka pengaruh baik masing-masing akan lebih berlipat ganda secara sinergis. Menurutnya juga, akan lebih baik lagi bila menggunakan kultur mikroorganisme lokal (MOL), karena MOL tidak mengandung mikroorganisme yang telah dimodifikasi secara genetik, tetapi kultur ini merupakan campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami di dunia.

Hasil dari pengomposan biasa baru bisa dipergunakan, umumnya, setelah berlangsung selama 1-3 bulan (tergantung bahan yang dipakai). Tetapi dengan melakukan penambahan mikroorganisme pada saat prosesnya, kompos bokhasi dapat digunakan 1-14 hari setelah fermentasi. Secara fisik bokashi terlihat hampir sama dengan bahan aslinya. Namun, meski demikian bokashi tetap dapat digunakan. Pembusukan akan terjadi segera setelah diaplikasikan ke dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.

bokashi

Manfaat Bokashi
-       Memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
-       Mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
-       Mempercepat penyediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga bisa meningkatkan dan menjaga kesetabilan produksi, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan.
-       Meningkatkan kandungan material organik pada tanah yang keras dan mengurangi kelengketan tanah terhadap alat-alat pertanian.

Pembuatan Bokashi Kohe
Bahan-bahan:
-       16 bagian kohe
-       3 bagian sekam
-       1 bagian dedak/bekatul
-       1 sdm MikroCid
-       1 sdm gula pasir
-       1 liter air

Cara-caranya:
-       Larutkan MikroCid dan gula kedalam air.
-       Kohe, sekam, dan dedak diaduk sampai tercampur rata.
-       Siramkan larutan yang telah dibuat secara perlahan-lahan kedalam bahan secara merata, kemudian bahan diaduk-aduk lagi.
-       Jika bahan masih kering, lakukan langkan sebelumnya sampai bahan terlihat basah. Meskipun basah, bila dikepal dengan tangan tidak ada air yang menetes dan bila kepalan dilepas bahan mudah pecah (megar).
-       Gundukan bahan diatas ubin atau tanah yang kering dengan ketinggian minimal 20 cm dan maksimal 1 meter, lalu tutup dengan terpal yang tidak tembus cahaya matahari dan air hujan.
-       Setiap 5 jam sekali suhu diperiksa. Caranya, masukan tangan atau kaki ke dalam bahan. Apabila sebelum 5 detik terasa panas, suhu harus diturunkan dengan menipiskan gundukan sambil diaduk-ngaduk dan diangin-anginkan. Setelah suhu dingin bahan digundukan dan ditutup kembali.
-       Setelah 4-7 hari difermentasi, bokashi siap digunakan sebagai pupuk organik.

Photo ilustrasi pembuatan bokashi kohe bisa lihat disini.

Penggunaan:
-       Untuk tanaman sayur-sayuran, cangkul lahan terlebih dahulu kemudian sebarkan 3-4 gengam bokashi untuk setiap meter persegi (bila lahan kurang subur bisa diberikan lebih banyak). Cangkul kembali lahan supaya bokashi tercampur rata dengan tanah. Setelah dibiarkan selama seminggu, lahan siap ditanami.
-       Untuk tanaman padi, pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan sebanyak 2 ton/ha, setelah tanaman berumur 14 hari dan 1 bulan masing-masing ½ ton/ha.
-       Untuk tanaman buah-buahan, bokashi disebar di permukaan tanah/pekarangan di sekitar tanaman kemudian diaduk-aduk supaya tercampur rata dengan tanah atau dibenamkan mengelilingi pohon sejauh tajuk tanaman (daun terluar).

Agar diperoleh hasil yang maksimal, setelah penyebaran bokashi sebaiknya diberikan MikroCid atau Fermak dengan dosis 10 cc/liter air. Untuk lahan sayur-sayuran dan padi disemprotkan sedangkan untuk buah-buahan disiramkan.