Pemanfaatan air kencing (urine) sapi untuk dijadikan pestisida maupun pupuk yang ramah lingkungan téh semakin banyak diupayakan oleh para pelaku dan praktisi pertanian. Upaya éta téh dilatarbelakangi karena adanya kaprihatinan terhadap kondisi lahan yang semakin kritis dari unsur hara dan meningkatnya minat masyarakat akan produk-produk pertanian yang bebas residu.
Disamping itu, penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berkesinambungan téh telah mengakibatkan terjadinya pergeseran keseimbangan ekosistem. Karena penggunaan produk berbahan kimia tersebut tidak hanya mematikan hama dan penyakit tanaman, juga sudah membunuh organisme-organisme lain yang sebenarnya tidak mengganggu malahan justru bermanfaat dan diperlukan sebagai musuh alami hama tanaman.
Berangkat dari permasalahan di atas, himbauan dan ajakan akan penggunaan pestisida yang lebih ramah lingkungan semakin gencar disuarakan. Meski baru disambut oleh sabagain kalangan, namun upaya dalam menciptakan produk pertanian yang lebih sehat untuk dikonsumsi sudah semakin terlihat hasilnya.
Nih Akang kasih resep untuk membuat bio pestisida dengan bahan utama urine sapi. Biar hasil pertanian Ayi lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi serta banyak dicari konsumen jika hasil pertaniannya untuk dijual.
Alat yang harus disiapkan téh Drum Plastik, Pengaduk dari kayu, Timbangan, Literan, Gayung, Ember, Jerigen, Saringan, Botol, Lumpang dan Alu. Untuk bahan utamanya Urine Sapi 60 liter, sedangkan bahan pendukungnya mah Air Tanah 40 liter, Jahe 1 kg, Kunyit 1 kg, Kencur 1 kg, Laos 2 kg, Temulawak 2 kg, Temuireng 2 kg, Jengkol 2 kg, Terasi ½ kg, Daun Lamtoro ½ kg, Air Gula Merah 2 liter dan EM TANI 1 liter.
Pada langkah awal jahe, kunyit, kencur, laos, temulawak, temuireng, jengkol, dan daun lamtoro téh ditumbuk sampai halus. Semua bahan yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam drum plastik. Selanjutnya masukan juga urine sapi, lalu aduk-aduk.
Berikutnya terasi dihaluskan, kemudian campurkan dengan air gula dan EM TANI. Setelah didiamkan selama 2 jam, masukan ke dalam drum. Tambahkan air dan aduk semua bahan sampai tercampur rata (homogen). Lalu drum ditutup rapat.
Pada minggu pertama lakukan pengadukan sebanyak 2 kali. Jangan lupa, setelah diaduk drum ditutup lagi. Setelah 3 minggu cairan bio pestisida téh disaring lalu dimasukkan ke dalam jerigen dan ditutup. Ampasnya bisa dijadikan untuk bahan kompos atau digunakan langsung sebagai pupuk. Simpanlah jerigen ditempat yang sejuk dan tidak kena sinar matahari. Apabila jerigen menggelembung, buka tutupnya untuk membuang akumulasi gas yang terbentuk oleh proses permentasi. Bio pestisida bisa digunakan apabila pembentukan gas telah terhenti. Jika tidak langsung digunakan, dapat dikemas sesuai kebutuhan, misalnya dengan menggunakan botol plastik.
Pemanpaatan urine sebagai bahan pestisida organik memberikan dua manpaat sekaligus, yaitu sebagai alternatip pengendalian hama tanaman secara alami yang aman bagi lingkungan dan menjadi solusi dalam penanganan limbah ternak sapi, khususnya limbah cair.
Selain itu, teknologi sederhana ini téh secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan para petani dan peternak. Bagi petani dapat menekan biaya untuk pembelian pestisida dan bagi peternak tidak perlu mengeluarkan biaya dan pusing dalam membuang limbahnya.