
Pohonnya téh ditanamnya di halam depan. Waktu menanam ukuran lubangnya 50 cm (panjang-lebar-dalam). Sebelum ditanam, tanah galiannya Akang galo dulu dengan bokashi. Setelah bener-bener tercampur rata, tanahnya dimasukan lagi kedalam lubang, baru pohonnya ditanam. Biar tidak lelendotan ka tiup angin, pohonya ditopang dengan bambu. Semingu sekali tanah disekitar pohon disiram MOL Komplit yang sudah diencerkan dengan perbandingan segelas MOL dicampur seember air. Selain disiramkan, kadang-kadang ogé Akang semprotkan ke pohonya, tapi saat sedang tidak berbunga.
Menurut orang-orang dilembur Akang, kalau nanam lengkeng téh harus banyak. Katanya, kalau satu mah tidak akan berbuah. Tapi kenyataannya tidak demikian. Pohon lengkeng yang Akang tanam satu-satunya itu, ternyata sekarang sudah berbuah. Dan kini mereka pun tidak mempercayai mitos itu lagi. Alhamdulillah.....
