Tawa Keberhasilan

padi organik
Disaat sebagian besar tanaman padi yang ada di daerah Akang pertumbuhannya kurang memuaskan karena terserang berbagai macam hama dan penyakit, syukur Alhamdulillah sampai saat ini, dan mudah-mudahan sampai panen tiba, kira-kira dua mingguan lagi, tanaman padi di sawah Akang dalam kondisi “baik-baik” saja dan bisa dibilang cukup bagus. Ini sih kata mereka, kawan-kawan petani tetangga nyawah Akang. Memang sih ada beberapa bekas gigitan tikus dan wereng, tapi itu bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.

Yang selalu jadi pertanyaan kawan-kawan petani itu adalah “Pake apa sih, ko pertumbuhannya beda dan tidak terserang hama?”. Pertanyaan itu selalu terulang dan terus terulang dari setiap orang yang kebetulan berpapasan lewat di sawah Akang.

Terkadang ada juga yang sengaja datang untuk berkeluh-kesah. “Saya sudah memakai segala macam obat, tapi tidak ada hasilnya. Hama tetap tidak mau pergi! Padahal biaya yang sudah dikeluarkan tidak sedikit jumlahnya,” keluh salah seorang petani.

Kepada siapapun Akang jawab apa adanya. Dari pemakaian pupuk sampai penggunaan pestisida. Semuanya tidak ada yang ditutup-tutupi dan tidak ada yang dirahasiahkan. Intinya adalah, kembali ke sistem pertanian yang ramah lingkungan. Karena hanya sistem ini yang mampu memperbaiki dan mengembalikan tingkat kesuburan tanah, menjaga keseimbangan ekosistem serta yang paling penting adalah bisa menghasilkan produk pertanian yang aman untuk dikonsumsi.

Sebenarnya keberhasilan itu tidak terlepas dari tangan dingin seorang pegawai yang ngurusin sawah Akang sehari-hari. Namanya Arga, lebih akrab dipanggil dengan sebutan mang Ogok. Disini bukan hanya Akang yang merasa senang, dia pun tersenyum penuh kebahagiaan melihat keberhasilan yang dicapainya dalam ngokolakeun tanaman padi. Peran seorang mang Ogok sebagai pelaksana tugas harian benar-benar memiliki andil cukup besar dalam keberhasilan ini. Dia mampu menterjemahkan semua hal yang telah Akang tetapkan. Pokona mah dia itu bukan pegawai biasa lah!

Melihat kenyataan ini, Alhamdulillah sudah ada beberapa petani yang berniat untuk mengikuti cara-cara Akang dalam menanam padi di musim tanam yang akan datang. Bahkan diantara mereka sudah ada yang meminta “resepnya”. Katanya supaya bisa mempersiapkan lebih awal hal-hal yang harus dilakukan seperti dalam menyediakan bahan baku untuk pembuatan pupuk dan pestisida.

Selain cara, ada juga yang meminta mang Ogok sebagai pelaksananya. Waduh, kalau yang ini nanti dulu!!! Masalahnya, kalau mang Ogoknya yang diminta bisa-bisa dia keteteran ngurusin sawah Akang!!! Mungkin kalau untuk dijadikan tempat bertanya atau semacam pendamping, selama mang Ogoknya bersedia, ya silahkan-silahkan saja! Sebenarnya Akang pun sudah mengijinkan bahkan menginstruksikan sama beliau, kalau ada yang bertanya tentang bahan-bahan dan cara membuat pupuk dan pestisida atau apapun yang kita gunakan, kasih tahu saja. Jadi tidak perlu mang Ogoknya yang "dibajak".