Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, dalam pelaksanaannya bisa dipercepat menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pemberian pakan. Selain lebih menguntungkan karena mampu menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat ini pun dapat mendongkrak ketersediaan pasokan belut.
Secara alamiah hewan berlendir ini memakan berbagai makanan jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh kedalam air. Anak belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus, seperti protozoa (hewan bersel satu), mikrokrustasea (udang-udangan renik), dan imoertabrata mikroskopik (hewan-hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil). Sedangkan belut yang sudah dewasa memakan larva-larva serangga, benih-benih ikan yang masih kecil, cacing, keong mas, bekicot, anak katak, belatung, daging-dagingan, limbah pemotongan hewan dan sebagai alternatif bisa menggunakan pelet.
Belut tidak jauh berbeda dengan manusia, terkadang rasa bosan untuk makan itu ada. Tentunya ini akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan belut itu sendiri. Biar pertumbuhannya cepat dan nafsu makannya bertambah harus diberi makanan tambahan berupa suplemen. Selain untuk kedua tujuan tadi, fungsi dari pemberian suplemen ini adalah untuk meningkatkan ketahanan belut terhadap serangan penyakit. Berikut adalah cara-cara pembuatannya.
Sebelum membuat suplemen, pertama-tama harus menyiapkan larutan biang terlebih dahulu. Bahan-bahan untuk pembuatan biang terdiri dari ½ liter EM TANI 1, 1 ons gula pasir, 10 liter air dan 2 ons dedak halus. Semua bahan dicampur, aduk dalam ember, kemudian tutup rapat. Letakkan ember di tempat yang tidak terkena air hujan dan sinar matahari langsung. Sehari sekali ember digoyang-goyangkan (jangan diaduk). Setelah berbau seperti tapai (kurang lebih 3 minggu), agak berbusa dan berwarna kecoklatan biang ini sudah jadi. Sebelum dipakai larutan biang harus disaring terlebih dahulu. Apabila sudah berubah warna menjadi kehitaman atau berbau bacin, tandanya bakteri telah mati dan larutan biang ini tidak boleh digunakan lagi.
Langkah berikutnya, baru membuat suplemennya. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari 1½ kg temulawak, ½ kg kunyit, ½ kg kencur dan ½ kg temu ireng. Semua bahan diparut/diblender, terus disaring untuk diambil airnya. Kemudian tambahkan 1 liter larutan biang, 1 ons gula pasir, 5 liter air kelapa dan 5 liter air cucian beras, kemudian aduk sampai semua bahan tercampur rata. Setelah difermentasi selama 1 minggu, suplemen sudah siap digunakan. Dosis penggunaan untuk setiap 1 m2 luas kolam adalah 100 cc dicampur dengan 1 liter air.
Pemberian seuplemen sebaiknya diberikan seminggu sekali pada sore hari sebelum belut diberi pakan. Untuk belut yang dibudidayakan dalam lumpur, pakan diberikan pada hari berikutnya sesuai jadwal makannya. Sedangankan untuk budidaya tanpa lumpur, pada pagi harinya air diganti dengan yang baru dan selama dalam pemberian seuplemen, belut harus dipuasakan dahulu sampai pergantian air dilakukan.