Menanam Tomat di Pematang Empang

tomat organik
Di daerah Akang itu, yang namanya pematang kolam ikan téh lebar-lebar. Paling sempit 1 meter. Bahkan ada yang sampai bisa masuk mobil. Ini téh sengaja dibuat lebar karena untuk menahan beban air yang jumlahnya tidak sedikit. Kalau pematangnya kecil mah tidak akan kuat atuh, pasti sudah jebol. Dari pada dibiarkan begitu saja kan sayang lebih baik dimanpaatkan, misalnya untuk menanam kangkung, bayam, caisim, sawi, kacang panjang, cabe, tomat atau sayur-sayuran jangka pendek lainnya. Supaya tidak menggangu dan menyulitkan pada saat pemeliharaan ikan ataupun akses masuk ke empang, menanamnya dipinggiran pematang saja.

Tatalaksana penanaman harus dilakukan secara organik. Hal ini téh untuk menjaga, biar rembesan pupuk atau cipratan pestisida yang masuk ke empang tidak berbahaya dan menjadi racun yang berakibat kurang baik untuk ikannya. Disamping éta téh hasil dari tanamannya, sudah pasti, akan lebih aman untuk dikonsumsi. Rasanya juga lain, seger dan lebih enak, loh! Kalau dijual harganya pun bisa lebih mahal dari yang dibudidayakan secara non organik.

Khusus untuk tomat, tanam saja berjajar sepanjang pematang empang. Kasih saja jarak dari pinggir pematang itu kira-kira satu jengkal. Kalau lahanya cukup mah, tanam saja dua baris. Tapi sebelum tanam téh ada beberapa hal yang harus disiapkan dan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam membudidayakan tomat di galengan empang, yaitu benih, persemaian dan lubang tanam.

Supaya hasilnya téh optimal, sebaiknya menggunakan benih hasil introduksi perusahaan pembenihan yang cukup kompeten yang dijual di toko-toko pertanian. Tidak perlu benih impor atau yang mahal-mahal, nu penting mah daya tumbuhnya bagus, hasil buahnya banyak, tahan hama dan penyakit serta cocok ditanam di daerah (lahan) kita. Akang juga pake benih lokal yang harganya cuma 10 ribu perak per bungkusnya.

Sebelum disemai téh benih direndam dulu selama 24 jam. Media yang digunakan untuk menyemai adalah tanah subur (top soil) yang dicampur kompos dengan perbandingan sama banyak. Untuk mengatasi kelayuan dan terjadi stagnasi sesaat setelah penanaman, benih téh disemai satu per satu pada media yang sebelumnya telah dimasukan ke daun pisang yang dibentuk seperti slinder atau plastik es kecil berdiameter 5 cm. Sambil menunggu bibit besar, siapkan dulu lubang tanamnya. Ukuran lubang cukup satu cangkulan saja dengan jarak antar lubang 50 cm. Terus masukan kompos kedalam lubang itu sampai penuh. Kira-kira seminggu sebelum tanam atau dua minggu setelah semai aduk kompos yang ada di lubang tanam dengan tanah bekas galiannya, kemudian siram dengan segelas MOL Komplit. Tentunya sebelum disiramkan MOL itu téh harus dicampur air terlebih dahulu dengan perbandingan segelas MOL ditambah seember air.

Setelah tiga minggu atau setelah memiliki dua daun sempurna, bibit tomat dipindah tanamkan. Kalau tempat semainya dari daun pisang mah, bibit téh boleh ditanam langsung. Tetapi kalau dari plastik, plastiknya harus dirobek dan dibuang dulu. Usahakan pada waktu merobek pelastik jangan sampai media semainya pecah atau banyak akar yang terputus. Setelah selesai menanam, tanaman harus langsung disiram.

Sehari atau paling lambat dua hari setelah tanam ajir harus sudah terpasang pada tiap-tiap tanaman. Hal ini untuk menjaga kerusakan akar akibat tancapan ajir. Ajir yang digunakan harus mampu menopang pohon dan buahnya.

Pada tahap pemeliharaan, kegiatan rutin yang harus dilakukan adalah:
1.     Menyiram setiap pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan keadaan cuaca.
2.     Memupuk dengan MOL Komplit setiap lima hari sekali sampai tanaman mengeluarkan bunga. Setelah bunga keluar ganti dengan MOL Bonggol Pisang yang dicampur EM TANI 2 dengan takaran satu banding satu (1:1). Untuk cara aplikasi dan dosisnya sama dengan cara pada penyiraman lubang tanaman seperti di atas.
3.     Membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman sekaligus melakukan pendangiran.
4.     Merempel semua tunas yang keluar dari ketiak daun, kecuali tunas yang tumbuh persis dibawah bunga pertama.
5.     Mengikat pohon atau dompolan buah pada ajir supaya tidak rebah.
6.     Mengendalikan hama dan penyakit. Terapkan pola pencegahan jangan pengobatan. Dan selalu gunakan pestisida hayati.

Kalau kegiatan rutin di atas dilaksanakan dengan baik, Akang jamin akan memperoleh hasil yang memuaskan.