Meningkatkan Produksi Padi (1)

Makin ke sini biaya untuk menanam padi téh, terutama pupuk dan pestisida, semakin mahal. Namun hasil yang diperoleh dari musim ke musim tetap sama, bahkan cenderung menurun, paling banyak hanya 6 ton per hektar. Hasil sebanyak éta téh termasuk top-margotoplah, boleh dibilang paling unggul, biasanya mah paling banter juga cuma dapat 4 ton. Eh... sialnya lagi, sudah dapatnya sedikit pas dijual harga gabahnya murah. Tapi segitu saja sudah syukur Alhamdulillah, masih ada hasil walau pun hanya pas-pasan.

Dengan alasan di atas dan berbekal sedikit informasi yang Akang peroleh dari berbagai sumber serta bermodalkan nekad, Akang ubah cara menanam padi dari cara-cara yang seperti biasanya Akang dan kawan-kawan petani lain lakukan. Ternyata hal ini téh mengundang berbagai macam reaksi, terutama yang sifatnya mengejek, menghina, menjatuhkan bahkan ada juga yang menganggap gila. Buat Akang semua itu tidak menjadi masalah karena Akang sudah menduga jauh sebelumnnya pasti omongan-omongan yang tidak mengenakan itu téh akan terjadi. Yang penting mah Akang tidak merugikan orang lain. Malahan cemoohan éta téh Akang jadikan penyemangat supaya bisa berhasil dengan baik.

Dan Alhamdulillah, walaupun belum maksimal, ada peningkatan produksi padi yang cukup signifikan dan menakjubkan serta menghasilkan bulir yang berkualitas. Setelah melihat hasil yang Akang peroleh, beberapa kawan petani, termasuk diantaranya mereka-mereka yang sebelumnya pernah menghina, ingin mengikuti jejak Akang dalam menanam (membudidayakan) padi.

Terkadang mereka bertanya, “Ini téh, cara apa?”, Akang jawab saja tidak tahu. Karena, memang sebenarnya Akang sendiri tidak tahu, cara menanam padi yang Akang lakukan ini disebut cara atau sistem apa. Biarlah itu menjadi urusan para ahli pertanian untuk menentukannya. Yang penting mah para petani bisa mengurangi biaya dan meningkatkan hasil padinya.

Inilah cara yang Akang lakukan dalam membudidayakan tanaman padi. Yang pertama, pada bagian ini, Akang namakan tahap persiapan. Beberapa saat sebelum memasuki musim tanam atau paling telat di awal musim tanam ada hal yang perlu dipersiapkan agar pada saat dibutuhkan semuanya telah siap untuk digunakan, yaitu menyiapkan pupuk dan pestisida. Pupuk dan pestisida disini adalah pupuk dan pestisida yang dibuat sendiri bukan pupuk dan pestisida yang biasa dibeli di toko-toko pertanian yang berbahan kimia dan harganya mahal.

padi organik
Padi tumbuh subur dan sehat

Untuk pupuk Akang gunakan 2 macam, yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat menggunakan kotoran hewan yang masih mentah (belum jadi pupuk) yang digunakan sebagai pupuk dasar dan bokashi pupuk kandang untuk pupuk susulan. Pada musim tanam pertama kotoran hewan yang dibutuhkan sebanyak 10 ton dan bokashi 1 ton untuk setiap hektar lahan. Jumlah tersebut bisa kurang atau lebih, ini tergantung dari kondisi kesuburan lahan yang ada. Di musim tanam kedua, kotoran hewan dikurangi setengahnya menjadi 5 ton sedangkan bokashi tetap 1 ton. Pada musim tanam ketiga atau tanam pertama di tahun kedua, kotoran hewannya cukup 2½ ton dan bokashinya ½ ton. Sedangkan untuk musim tanam keempat dan seterusnya kotoran hewan yang diperlukan hanya 1 ton dan bokashinya ½ ton.

Pupuk cairnya menggunakan 3 jenis MOL, yaitu MOL Komplit, MOL Keong Mas dan MOL Bonggol Pisang. MOL yang pertama digunakan pada saat pengolahan lahan. Yang kedua pada saat umur tanaman 10 hari sampai keluar bunga pertama. Dan yang terakhir digunakan pada saat tanaman sudah berbunga sampai menjelang panen.

Yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah pestisida. Untuk memudahkan dalam pembuatannya, gunakan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan kita saja. Kalau Akang suka menggunakan Gadung 4 kg, Cabe Rawit Merah 2 ons, Daun Sirih 2 kg, Kunyit 2 kg, Kencur 2 kg, Kulit Pohon atau Daun Gamal 3 kg dan Tembakau ½ kg. Seluruh bahan ditumbuk halus kemudian direbus dengan 7 liter air hingga mendidih. Setelah dingin, masukan 4 buah ragi tape dan 10 liter air kelapa lalu aduk hinga rata. Setelah 4 hari pestisida ini mulai bisa digunakan.

pestisida organik
Jumlah anakan banyak, bebas hama dan penyakit

Pestisida tersebut cukup ampuh untuk mengatasi berbagai hama dan penyakit padi kecuali hama yang ada di dalam tanah, keong mas dan tikus. Untuk keong mas yang paling ampuh adalah dengan cara memungutnya dari sawah. Sedangkan hama tikus bisa diatasi dengan menebarkan cangkang jengkol atau jengkolnya langsung pada lahan.