Meningkatkan Produksi Padi (3)

Penanaman
Bibit padi yang ditanam téh bibit yang berumur 10 hari. Untuk itu, penyiapan lahannya harus sudah selesai ketika umur bibit 9 hari. Karena bibitnya baru berumur 10 hari (masih muda), maka mulai dari pengambilan sampai sebelum bibit ditanam dilahan, bibit harus diperlakukan dengan hati-hati supaya bibit tidak stres. Untuk menghindari agar bibit tidak stres adalah sebagai berikut:
1.     Pengambilan bibit dari persemaian jangan dicabut melainkan di sodok tanahnya.
2.     Tanah yang menempel pada akar tidak perlu dicuci, biarkanlah seperti apa adanya.
3.     Bibit jangan diikat atau diinapkan.
4.     Sebelum 30 menit, terhitung dari bibit diambil, bibit harus segera ditanam.

Penanaman bibit muda ini téh bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam memproduksi batang dan akar selama masa pertumbuhan vegetatif, sehingga anakan yang muncul akan lebih banyak dalam setiap rumpunnya dan bulir padi yang dihasilkan juga lebih banyak karena panjang malainya juga bertambah.

bibit padi
Umur 10 hari ditanam dengan tanahnya

Bibit harus ditanam satu-satu dalam setiap titik tanam. Hal ini dimaksudkan agar setiap tanaman mempunyai cukup ruang untuk tumbuh menyebar dan memperdalam perakarannya. Karena, semakin banyak akar yang tumbuh dan semakin panjang akar yang terbentuk maka semakin besar pula ukuran batang dan daunnya. Alhasil, jumlah dan berat bulir yang terbentuk pun semakin bertambah.

Penanamannya téh menggunakan sistem jajar legowo 2:1 yang jarak tanamnya 50 x 25 x 12,5 sentimeter. Artinya, pada setiap 2 baris tanaman diberi jarak legowo 50 cm, jarak antara baris 25 cm dan jarak tanaman dalam barisan 12,5 cm. Karena lorongnya (legowonya) luas maka seluruh tanaman memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup sehingga proses potosintesis pada daun dapat berjalan dengan baik dan penyerapan hara oleh akar juga menjadi optimal karena tidak saling berebut. Selain itu, dengan pola tanam yang seperti itu populasi tanaman jadi lebih banyak, kurang lebih ada 213.000 rumpun/ha bila dibandingkan dengan pola tanam biasa yang berjarak 25 X 25, jumlahnya hanya sekitar 160.000 rumpun/ha. Dengan semakin bertambahnya jumlah rumpun dan ditunjang dengan semakin banyaknya jumlah anakan produktif yang terbentuk, malai yang lebih panjang dan jumlah bulir bernas yang lebih banyak maka akan semakin besar potensi produksi gabah yang dihasilkan.

jajar legowo
Sistem tanam jajar legowo 2:1

Yang sangat perlu diperhatikan mah adalah pada saat menanam. Bibit yang ditanam jangan terlalu dalam, maksimal 2 cm saja. Selain itu, posisi akar dan batang bibit téh harus tegak lurus seperti membentuk huruf “L”. Untuk memperoleh posisi yang demikian, caranya adalah dengan menacapkan bibit kira-kira sejauh 5 cm dari titik potong untuk menanam, kemudian menggesernya ke arah perpotongan tersebut.

Pengelolaan Air
Dalam hal pengairan, keadaan tanah téh diusahakan lebih banyak dalam kondisi retak basah. Satu minggu pertama setelah tanam, tanah tetap dipertahankan dalam kondisi lembab tetapi tidak tergenang, selanjutnya mah tanah diusahakan dalam keadaan retak basah dengan menggunakan teknik irigasi berselang. Bila tanah sudah nampak merekah dan kering, baru air dimasukkan. Ketinggian air pada saat air dimasukkan maksimal 2 cm. Setelah 12 jam, penggenangan téh cukup pada parit yang telah dipersiapkan sebelumnya yang ada disetiap petakan. Penggenangan diberikan hanya untuk keperluan penyiangan gulma, pemupukan dan terapi air untuk tujuan pengendalian hama tanaman.

hemat air
Air cukup di paritnya saja

Pada saat tanaman berada pada fase pengisian bulir, perlu dilakukan penggenangan lagi secara maksimal. Baru setelah masa pengisian bulir selesai atau 15 hari sebelum panen, air téh dibuang dari petakan dan pertahankan kembali kondisi tanah menjadi retak basah.

Pendangiran
Pendangiran harus dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada saat umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam. Hal ini dimaksudkan, selain untuk menyiangi dan membenamkan gulma, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa manfaat dari pendangiran téh akan mendorong semakin banyak oksigen yang tersuplai masuk kedalam tanah. Dengan semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam tanah maka akan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas bakteri aerob di dalam tanah. Semakin tinggi aktivitas bakteri aerob di dalam tanah maka akan semakin meningkat pula Kapasitas Tukar Kation (KTK) di dalam tanah. Dan semakin tinggi KTK di dalam tanah maka semakin meningkat pula daya serap akar tanaman terhadap unsur hara tersedia dan pada akhirnya akan meningkatkan suplai hara dari akar ke seluruh bagian tanaman.

Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan mah dilakukan dengan memberikan bokashi pada saat tanaman berumur 15 hari, penyemprotan menggunakan MOL Keong Mas dengan dosis ½ liter/tangki 14 liter saat tanaman berumur 10, 20, 30, dan 40 hari, serta penyemprotan dengan MOL Bonggol Pisang atau MOL Rebung dengan dosis ½ liter/tangki 14 liter saat tanaman berumur 50, 60, 85 dan 95 hari.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit pada pertanaman padi yang dikembangkan secara organik akan mempengaruhi tanggapan terhadap pengelolaan tanaman, hara dan air yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan hasil pengalaman dilapangan, tingkat serangan hama dan penyakit pada pertanaman padi yang dikelola secara organik téh selalu menunjukkan tingkat intensitas serangan yang lebih rendah dibanding dengan yang non organik. Hal tersebut tentu disebabkan karena pertanian secara organik akan mendorong tanaman untuk menghasilkan senyawa polifenol yang akan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Meskipun demikian, sebagai usaha pencegahan untuk menghindari terjadinya serangan hama dan penyakit yang bisa mengakibatkan kehilangan hasil secara signifikan lakukan penyemprotan dengan pestisida organik secara berkala setiap 5 hari sekali. Khusus untuk serangan penggerek batang atau ulat grayak biasanya masih dapat dikendalikan dengan menggunakan teknik penggenangan air yang ditinggikan selama 2 hari.

Panen
Panen dilakukan bila bulir padi sudah menunjukkan bulir matang secara fisiologis. Cirinya téh adalah warna bulir padi berwarna kuning cerah secara keseluruhan, bila ditekan dengan kuku jari tangan terasa keras dan tidak meninggalkan bekas tekanan kuku. Cara yang lain adalah memotong 2–3 rumpun padi tepat dibagian pangkal batang tanaman padi. Bila dalam waktu 3–4 hari masih tumbuh daun baru dari bekas potongan berarti proses pengisian padi belum maksimal dan waktu panen téh masih perlu ditunda, tetapi bila tidak tumbuh lagi maka panen sudah dapat segera dilaksanakan.

bulir padi
Padi organik siap panen